Batumarta adalah daerah perkebunan karet yang menjadi
andalan bagi kabupaten ogan komering ulu, karena wilayah batumarta penghasil
getah karet terbesar se sumatera selatan, 40 tahun sudah warga masyarakat mendatangi tempat ini, pada tahun 1976
pemerintah mencanangkan program transmigrasi untuk menempati wilayah ini,
rata-rata yang ikut transmigrasi berasal
dari wilayah jawa dan bali, pada awalnya batumarta adalah hutan belantara,
pemerintah dan warga masyarakat bahu membahu membuat perkebunan karet, banyak
warga yang menyerah dan kembali ke tempat asalnya namun banyak juga yang
bertahan hidup dalam kesulitan di batumarta ini, namun lambat laun kehidupan
masyarakat di batumarta semakin makmur, harga karet melambung tinggi pada kurun
waktu tahun 2006, harga mencapai 20.000 hal ini seakan menghilangkan rasa
dahaga yang selama ini mereka inginkan, pendapatan masyarakat naik 5 kali
lipat, rata-rata petani mendapat 5 juta perbulan dari hasil karet, hal ini
membuat masyarakat makmur dan sejah tera, namun sekarang harga karet mulai
memudar harga karet yang dulu bisa mencapai 20.000 ribu sekarang hanya di
hargai 5 – 8 ribu, hal ini jelas membuat masyarakat menjadi resah dan gelisah
namun hal itu tidak mematahkan semangat para petani untuk bekerja dan berusaha.
Karena semakin pesatnya perkembangan batumarta, maka
wilayah batumartapun terbagi menjadi bebarapa wilayah, Dengan terbaginya
Batumarta menjadi 16 Desa dalam 2 Kabupaten bukanlah menjadi penghalang
kekeluargaan yang mereka jalin. Penduduk disana juga sudah dengan mudah
mendapattkan segala kebutuhan rumah tangga dengan dibangunnya sebuah pasar yang
tidak kalah besarnya dengan pasar – pasar yang ada di Baturaja maupun di Martapura.
Berada di Batumarta unit II pasar Gotong Royong adalah pusat urat nadi
perekonomian disana, pasar yang dikelola secara swadaya oleh pemerintah dan
penduduk setempat telah menjelma menjadi pusat kegiatan jual beli yang nyaman.
Namun dengan kemajuan yang telah didapatkan tersebut
tidak diiringi dengan kerja sama oleh pemerintah pusat, karena dengan adanya
kegiatan distribusi yang padat maka fasilitas yang ada haruslah memadai. Namun
dengan keadaan banyaknya ruas jalan rusak dikhawatirkan akan mengganggu
kegiatan distribusi di sana. Seperti yang terlihat mulai dari unit V sampai
unit IX Kec. Madang suku III Kab. OKU Timur ruas jalan poros 80 % dalam keadan
rusak berat, dengan adanya lubang yang besar dan jalan yang tidak rata tidak
menutup kemungkinan dapat mengakibatkan kecelakaaan. Namun hal tersebut tidak
menyurutkan semangat penduduk untuk tetap menyuplai kebutuhan getah karet ke
pabrik-pabrik yang ada di Kota Palembang.
Ass.wr.wb...Blog nya lumayan sebagai pengobat rindu.saya dari blok B-unit 3. udah sejak 1995 gak menetap lagi disana karena lulus SD-SMP 3-SMA 2 terus lanjut kejogja yang akhirnya terdampar dikalimantan sejak th 2000
BalasHapusitu photo gotong royong ya ? kok masih belum nampak kemajuan nya ya.dari photonya bisa terbayang itu sekitar jam 2 siang...wuiih panassnya nunggu angkot pulang sekolah ke unit 3...
oke...sipp..lanjutkan tulis menulis blognya ya...\
salam
terima kasih sudah mampir di blok kami, kemajuan suatu daerah di pengaruhi oleh ekonomi masyarakatnya, untuk saat ini masyarakat khsusunya batumarta yang sebagaian besar berprofesi sebagai petani karet sedang terpuruk setelah harga karet terjun bebas, toko-toko banyak yang tutup karena daya beli masyarakat menurun, mohon doanya agar harga karet bisa stabil lagi dan ekonomi batumarta dapat bangkit lagi, salam dari batumarta.
HapusAda cerpen saya yg dimuat Lampung Post yg berkisah tentang paceklik/turun drastisnya harga karet di Batumarta. Bolehlah baca, ini Link-nya : http://id.klipingsastra.com/2017/03/kunang-kunang-dini-hari.html
BalasHapusJozz,, Artikelnya keren
BalasHapus