Peristiwa keracunan bakso bakar keliling
yang menimpa puluhan warga Desa Kepayang, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten OKU,
mengundang perhatian Bupati Kuryana Aziz. Orang nomor satu di bumi Sebimbing
Sekundang ini mengimbau untuk tidak menuduh sebelum keluarnya hasil
laboratorium.
“Kita tidak bisa berspekulasi.
Mungkin ini bukan kesengajaan. Banyak kemungkinan, karena saya tahu dengan yang
berjual keliling ini warga desa saya (Desa Tanjung Kemala),” ungkapnya kepada
Detik Sumsel, Selasa (29/3).
Menurut Kuryana, dia
mengetahui bahwa penjual berinisial ND tidak membuat sendiri bakso. Dia ambil
(beli) dari orang lain. “Kita tidak tahu. Sebab, kabarnya sebelum kejadian
gerobaknya ini ditinggalkan ND sebentar karena mau salat. Bisa jadi ada yang
tidak senang atau ada hal apa, kita tidak tahu,” jelasnya.
Semestinya, kata kuryana,
harus dilakukan pengawasan terhadapan pangan atau jajanan. Tetapi, terkadang
pihaknya tidak bisa memantau semua jajanan karna banyak kendala. “Ini kan
termasuk home industri. Jadi, harus diawasi oleh pihak terkait. Tapi tidak
dipungkiri bahwa tidak semua bisa dipantau karena kebanyakan masyarakat tidak
mendaftarkan home industrinya,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres OKU
AKBP Dover C SIk MH mengaku terus mendalami kasus dugaan bakso bakar beracun
ini. Saat ini, anak buahnya masih terus melakukan investigasi asal muasal bakso
bakar yang dijual tersangka ND (38), termasuk melakukan penyelidikan apakah
masih layak dimakan atau tidak.
“Kita belum bisa menetapkan
tersangka baru sebelum keluar hasil penelitian uji laboratorium. Yang pasti
kita akan bekerja profesional mengungkapnya,” tegas Dover.
Terpisah, ND mengaku tidak
pernah menyangka jika bakso bakar yang dijualnya menjadi petaka bagi 41 korban
yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Mereka menderita mual dan muntah
muntah hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Kata ND, bakso bakar itu
diambilnya dari Anton (pembuat bakso) warga Banuayu, Kecamatan Lubuk Batang
seharga Rp500 per tusuk dan dijual Rp1.000.
“Selama ini tidak ada yang
keracunan. Baru kali ini. Saya tidak menyangka bisa seperti ini. Arah lokasi
saya berjualan memang ke wilayah Kecamatan Peninjauan, termasuk desa Kepayang
yang jadi perlintasan saya,” ungkapnya di kantor polisi.
Saat kejadian, dirinya membawa
sebanyak 150 tusuk dan semuanya habis terjual. Sebelum menjual bakso bakar, ND
menjual es buah. Guna menambah pendapatan, maka dirinya juga jual bakso bakar.
Hasilnya dianggap lumayan, karena anak-anak maupun orang dewasa suka
mengkonsumsi jajanan bakso bakar.
Sementara, Anton, pembuat
bakso mengaku bakso tersebut terbuat dari daging ayam yang dibeli di Pasar Atas
Baturaja. Bahannya sudah diolah, dirinya tinggal membuat bakso saja. “Bahkan
sepupu saya juga jualan rutenya ke Lengkiti. Tetapi, tidak ada yang mengeluh
keracunan,” ceritanya.
Seperti diberitakan
sebelumnya, 41 warga Desa Kepayang, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten OKU,
mendadak terkapar diduga keracunan bakso bakar keliling, Sabtu (26/3). Korban
yang merupakan anak-anak dan orang dewasa tersebut harus menjalani perawatan
intensif di beberapa rumah sakit di OKU.
Hingga kemarin, masih tersisa
11 pasien lagi yang dirawat di RS Dr Ibnu Sutowo, RS Antonio, dan RS Dr Noesmir
Baturaja. Kondisi mereka sudah membaik dan bersiap siap untuk pulang
0 komentar:
Posting Komentar