Selasa, 29 Maret 2016


Peristiwa keracunan bakso bakar keliling yang menimpa puluhan warga Desa Kepayang, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten OKU, mengundang perhatian Bupati Kuryana Aziz. Orang nomor satu di bumi Sebimbing Sekundang ini mengimbau untuk tidak menuduh sebelum keluarnya hasil laboratorium.
“Kita tidak bisa berspekulasi. Mungkin ini bukan kesengajaan. Banyak kemungkinan, karena saya tahu dengan yang berjual keliling ini warga desa saya (Desa Tanjung Kemala),” ungkapnya kepada Detik Sumsel, Selasa (29/3).
Menurut Kuryana, dia mengetahui bahwa penjual berinisial ND tidak membuat sendiri bakso. Dia ambil (beli) dari orang lain. “Kita tidak tahu. Sebab, kabarnya sebelum kejadian gerobaknya ini ditinggalkan ND sebentar karena mau salat. Bisa jadi ada yang tidak senang atau ada hal apa, kita tidak tahu,” jelasnya.
Semestinya, kata kuryana, harus dilakukan pengawasan terhadapan pangan atau jajanan. Tetapi, terkadang pihaknya tidak bisa memantau semua jajanan karna banyak kendala. “Ini kan termasuk home industri. Jadi, harus diawasi oleh pihak terkait. Tapi tidak dipungkiri bahwa tidak semua bisa dipantau karena kebanyakan masyarakat tidak mendaftarkan home industrinya,” ujarnya.
Sementara itu, Kapolres OKU AKBP Dover C SIk MH mengaku terus mendalami kasus dugaan bakso bakar beracun ini. Saat ini, anak buahnya masih terus melakukan investigasi asal muasal bakso bakar yang dijual tersangka ND (38), termasuk melakukan penyelidikan apakah masih layak dimakan atau tidak.
“Kita belum bisa menetapkan tersangka baru sebelum keluar hasil penelitian uji laboratorium. Yang pasti kita akan bekerja profesional mengungkapnya,” tegas Dover.
Terpisah, ND mengaku tidak pernah menyangka jika bakso bakar yang dijualnya menjadi petaka bagi 41 korban yang terdiri dari anak-anak dan orang dewasa. Mereka menderita mual dan muntah muntah hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Kata ND, bakso bakar itu diambilnya dari Anton (pembuat bakso) warga Banuayu, Kecamatan Lubuk Batang seharga Rp500 per tusuk dan dijual Rp1.000.
“Selama ini tidak ada yang keracunan. Baru kali ini. Saya tidak menyangka bisa seperti ini. Arah lokasi saya berjualan memang ke wilayah Kecamatan Peninjauan, termasuk desa Kepayang yang jadi perlintasan saya,” ungkapnya di kantor polisi.
Saat kejadian, dirinya membawa sebanyak 150 tusuk dan semuanya habis terjual. Sebelum menjual bakso bakar, ND menjual es buah. Guna menambah pendapatan, maka dirinya juga jual bakso bakar. Hasilnya dianggap lumayan, karena anak-anak maupun orang dewasa suka mengkonsumsi jajanan bakso bakar.
Sementara, Anton, pembuat bakso mengaku bakso tersebut terbuat dari daging ayam yang dibeli di Pasar Atas Baturaja. Bahannya sudah diolah, dirinya tinggal membuat bakso saja. “Bahkan sepupu saya juga jualan rutenya ke Lengkiti. Tetapi, tidak ada yang mengeluh keracunan,” ceritanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, 41 warga Desa Kepayang, Kecamatan Peninjauan, Kabupaten OKU, mendadak terkapar diduga keracunan bakso bakar keliling, Sabtu (26/3). Korban yang merupakan anak-anak dan orang dewasa tersebut harus menjalani perawatan intensif di beberapa rumah sakit di OKU.

Hingga kemarin, masih tersisa 11 pasien lagi yang dirawat di RS Dr Ibnu Sutowo, RS Antonio, dan RS Dr Noesmir Baturaja. Kondisi mereka sudah membaik dan bersiap siap untuk pulang

0 komentar:

Posting Komentar

Like Fan Page Kami

Total View

Headline

Popular Posts

Blog Archive