Ketua
Komisi III DPRD Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Zaplin Ipani mengaku prihatin
dengan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Ibnu Soetowo Baturaja,
terkhusus akan keberadaan dokter spesialis di RS plat merah itu sangat minim.
"Saya sebagai wakil rakyat prihatin dengan kondisi RSUD Baturaja. Terutama terkait layanan dan minimnya dokter spesialis," kata politisi partai Golkar ini kepadaRakyat Merdeka Online Sumsel.
Adalah Edi Yanto alias Ujang (34) asal Lubuk Leban Kecamatan Sosoh Buay Rayap (warga di dapilnya) yang kemarin malam (Minggu 3/4), butuh penanganan operasi. Ia harus mendapatkan pertolongonan guna mengangkat pisau mesin potong rumput yang patah dan menancap di betis kirinya.
"Warga desa saya terkena musibah. Kakinya luka dan harus dioperasi karena pisau mesin potong rumput patah menancap di kaki. Namun operasi tidak bisa dilakukan karena dokter spesialis sedang tidak ada di tempat. Alasanya, ke Palembang karena weekend. Ini yang membuat saya prihatin," sesalnya.
Tak hanya orang lain, dirinya sendiri pernah merasakan hal demikian. Kala dirinya sakit dan harus operasi, juga di hari Sabtu), terpaksa harus tertunda dikarenakan dokter spesialis tidak ada.
Untuk itu kata Zaplin, karena rumah sakit ini merupakan fasilitas untuk orang banyak dan menyangkut nyawa orang, kedepan kata dia Pemerintah harus memprogramkan anggaran untuk menyekolahkan dokter asli daerah Baturaja untuk di sekolahkan menjadi dokter spesialis.
"Kami DPRD akan mendukung hal ini. Sekolah dokter spesialis itu kedepan harus kita biayai. Namun dengan catatan dokter tersebut harus asli masyarakat OKU," kata Zaplin.
Zaplin menilai, sebenarnya bisa saja pemerintah melakukan MoU dengan dokter spesialis dari luar. Namun hal itu ia rasa tidak efektif. Sebab ia menilai kalau dokter tersebut keluarganya masih di luar Baturaja OKU, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal sama. Yakni pada hari libur dokter spesialis itu akan pulang kampung untuk menemui keluarganya.
"Untuk itu harus dicari dokter spesialis dari OKU. Sebenarnya sudah ada, namun kita masih minim untuk tenaga kesehatan Dokter spesialis. Harapan kita dengan program pemerintah menyekolahkan gratis dokter-dokter ini, pelayanan terhadap masyarakat bisa jauh lebih baik lagi," ungkapnya. [ida]
"Saya sebagai wakil rakyat prihatin dengan kondisi RSUD Baturaja. Terutama terkait layanan dan minimnya dokter spesialis," kata politisi partai Golkar ini kepadaRakyat Merdeka Online Sumsel.
Adalah Edi Yanto alias Ujang (34) asal Lubuk Leban Kecamatan Sosoh Buay Rayap (warga di dapilnya) yang kemarin malam (Minggu 3/4), butuh penanganan operasi. Ia harus mendapatkan pertolongonan guna mengangkat pisau mesin potong rumput yang patah dan menancap di betis kirinya.
"Warga desa saya terkena musibah. Kakinya luka dan harus dioperasi karena pisau mesin potong rumput patah menancap di kaki. Namun operasi tidak bisa dilakukan karena dokter spesialis sedang tidak ada di tempat. Alasanya, ke Palembang karena weekend. Ini yang membuat saya prihatin," sesalnya.
Tak hanya orang lain, dirinya sendiri pernah merasakan hal demikian. Kala dirinya sakit dan harus operasi, juga di hari Sabtu), terpaksa harus tertunda dikarenakan dokter spesialis tidak ada.
Untuk itu kata Zaplin, karena rumah sakit ini merupakan fasilitas untuk orang banyak dan menyangkut nyawa orang, kedepan kata dia Pemerintah harus memprogramkan anggaran untuk menyekolahkan dokter asli daerah Baturaja untuk di sekolahkan menjadi dokter spesialis.
"Kami DPRD akan mendukung hal ini. Sekolah dokter spesialis itu kedepan harus kita biayai. Namun dengan catatan dokter tersebut harus asli masyarakat OKU," kata Zaplin.
Zaplin menilai, sebenarnya bisa saja pemerintah melakukan MoU dengan dokter spesialis dari luar. Namun hal itu ia rasa tidak efektif. Sebab ia menilai kalau dokter tersebut keluarganya masih di luar Baturaja OKU, tidak menutup kemungkinan akan terjadi hal sama. Yakni pada hari libur dokter spesialis itu akan pulang kampung untuk menemui keluarganya.
"Untuk itu harus dicari dokter spesialis dari OKU. Sebenarnya sudah ada, namun kita masih minim untuk tenaga kesehatan Dokter spesialis. Harapan kita dengan program pemerintah menyekolahkan gratis dokter-dokter ini, pelayanan terhadap masyarakat bisa jauh lebih baik lagi," ungkapnya. [ida]
Sumber Merdekaonline.com
0 komentar:
Posting Komentar