Sabtu, 02 April 2016


Makin terpuruknya harga karet membuat sejumlah petani di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan banting setir ke komoditas pangan. Pemerintah kemana?
"Kami berharap ada solusi dari pemerintah untuk memberikan jalan keluar. Tanaman apa yang harus kami kembangkan untuk mengatasi krisis saat ini," kata Suwarno, seorang petani karet asal Batumarta, Kecamatan Lubuk Raja, Ogan Komering Ulu di Baturaja, Sabtu.
Kata Suwarno, sebagian besar petani karet meninggalkan kebun, beralih menanam tanaman pangan. Kini mereka tak menyadap karet lagi, namun berganti profesi menjadi petani singkong atau cabai.
Sementara, Kepala Desa Karya Jaya Sugianto mengatakan guna mengatasi krisis ekonomi diharapkan adanya bantuan dari pemerintah daerah khususnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura untuk menambah penghasilan masyarakat di bidang pertanian.
"Desa kami ini sudah begitu banyak kebun karet tua yang akan diremajakan, namun untuk memulai membangun usaha pertanian baru belum dapat dipastikan, apa yang harus kami tanam," kata Sugianto.
Sugiarto menambahkan, sebagian besar petani karet di wilayah itu berniat untuk mengembangkan usaha tanaman holtikultura sebagai alternatif untuk menambah penghasilan.
"Kami akan mengusulkan untuk budidaya cabai, jagung dan singkong, namun untuk tahun ini belum ada kepastian, apakah usulan tersebut akan dikabulkan oleh pihak Dinas Pertanian atau tidak," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Ogan Komering Ulu Syarif Hasan melalui Kabid Tanaman Holtikultura, Fahrulrozi mengaku pada 2016 mencanangkan program Budidaya cabai dan bawang.
"Program tahun ini kita anggarkan untuk budidaya cabai dan bawang seluas 80 hektare dengan rincian 30 hektare untuk cabai dan 50 hektare untuk tanaman bawang, " ujarnya.
Ia mengatakan program budidaya cabai dan bawang akan memprioritaskan usulan kelompok tani yang baru namun bukan berarti kelompok sudah mendapat bantuan sebelumnya tidak akan diperhatikan.
"Program ini akan diprioritaskan usulan dari kelompok tani yang baru agar tidak menimbulkan kesan hanya kelompok kelompok itu yang mendapat bantuan," tegasnya.
Disinggung berapa banyak program budidaya cabai dan bawang di tahun 2015, Fahrulrozi mengaku, alokasi tahun sebelumnya adalah seluas 50 hektar.

0 komentar:

Posting Komentar

Like Fan Page Kami

Total View

Headline

Popular Posts

Blog Archive